PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tengah mempersiapkan langkah strategis untuk mengangkat tradisi Haul (peringatan wafat ulama besar) menjadi salah satu daya tarik wisata religi unggulan di Sumatera.
Tradisi haul yang selama ini tumbuh di tengah masyarakat Riau dinilai memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi, sekaligus menyimpan potensi ekonomi yang menjanjikan.
“Haul Tuan Syekh dan para ulama besar lainnya akan kami dorong menjadi agenda pariwisata daerah. Saat ini kami sedang melakukan inventarisasi untuk mengembangkan potensi tersebut,” ujar Gubernur Riau, H Abdul Wahid.
Menurut Wahid, hampir seluruh kabupaten dan kota di Riau memiliki tokoh-tokoh ulama yang dihormati. Tradisi haul biasanya digelar dalam bentuk kenduri besar yang melibatkan ribuan warga dan menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat.
“Ini bukan hanya soal spiritualitas, tapi juga budaya. Tradisi haul mencerminkan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, dan kami melihat potensi ekonomi yang dapat tumbuh dari kegiatan ini,” jelasnya.
Pemprov Riau melihat bahwa dengan penataan dan promosi yang tepat, kegiatan haul dapat menjadi magnet wisata, terutama di kalangan wisatawan religi dari berbagai daerah.
Potensi ini diyakini bisa menghidupkan berbagai sektor pendukung seperti UMKM, kuliner tradisional, transportasi lokal, hingga perhotelan.
“Kalau dikemas secara profesional, acara seperti ini pasti akan menarik banyak orang. Wisata religi itu bukan sekadar ziarah, tetapi juga soal mengenal budaya dan menikmati kearifan lokal,” tambah Wahid.
Sebagai langkah awal, Pemprov Riau akan menggandeng Dinas Pariwisata, tokoh agama, dan komunitas budaya untuk menyusun kalender wisata religi berbasis tradisi haul. Agenda ini akan dimasukkan dalam promosi wisata tahunan Provinsi Riau.
Langkah ini sejalan dengan visi pembangunan Riau yang menekankan penguatan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal serta menjadikan provinsi ini sebagai destinasi wisata religi terkemuka di Sumatera.
Lebih dari sekadar pariwisata, pengembangan tradisi haul juga dinilai sebagai bagian dari upaya menjaga identitas dan nilai-nilai religius masyarakat Riau.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan lintas sektor, kegiatan haul diharapkan menjadi ikon budaya dan religius yang memperkuat persatuan umat.
“Haul bukan sekadar mengenang, tapi juga menghargai perjuangan ulama dalam membimbing umat. Ini adalah kekayaan spiritual yang harus kita rawat bersama,” tutup Wahid.