• Wed, Aug 2025

Terminal Feri Batam Kewalahan, Lonjakan Penumpang Capai 56 Persen Saat Libur Waisak

Terminal Feri Batam Kewalahan, Lonjakan Penumpang Capai 56 Persen Saat Libur Waisak

Penambahan ini dilakukan sejak 9 hingga 13 Mei 2025 guna menghindari penumpukan dan memastikan kelancaran perjalanan lintas negara.


BATAM | SERANTAUMEDIA - Mengantisipasi lonjakan arus penumpang selama libur panjang Waisak 2025, pengelola Terminal Feri Internasional Batam Centre, Kepri, menambah sembilan armada kapal yang melayani rute ke Singapura dan Malaysia.

Penambahan ini dilakukan sejak 9 hingga 13 Mei 2025 guna menghindari penumpukan dan memastikan kelancaran perjalanan lintas negara.

“Kami menambah tujuh kapal untuk rute Batam–Singapura dan dua kapal ke Malaysia,” ujar Erik Mario Sihotang, Staf Kepala Pos Kesyahbandaran Pelabuhan Batam Centre, Selasa (13/5/2025).

Lonjakan penumpang mulai terasa sejak Jumat (9/5/2025), terutama untuk kedatangan warga negara asing (WNA) dari Singapura dan keberangkatan warga negara Indonesia (WNI) ke luar negeri.

“Tercatat sekitar 12.577 WNA masuk dari Singapura, sementara WNI yang berangkat ke luar negeri pada Senin (12/5) mencapai sekitar 4.000 orang,” jelas Erik.

Namun, peningkatan signifikan ini juga menimbulkan tantangan tersendiri, terutama untuk rute Batam–Malaysia.

Kapasitas kapal yang terbatas sempat membuat sebagian penumpang tidak bisa diberangkatkan tepat waktu.

“Kami arahkan penumpang yang tidak kebagian kapal ke Pelabuhan Harbor Bay. Untuk rute ke Singapura, sejauh ini masih bisa terlayani,” imbuhnya.

Secara keseluruhan, frekuensi keberangkatan ke Singapura mencapai sekitar 50 trip per hari. Sementara ke Malaysia hanya berkisar 20 trip per hari.

Ketimpangan jumlah trip ini turut menjadi faktor utama dalam keterbatasan layanan ke negeri jiran.

Selain menambah armada, pihak pengelola terminal juga menerapkan sistem pengelolaan penumpang yang lebih tertib untuk meminimalisasi kepadatan di area tunggu.

“Penumpukan kami pusatkan di lantai dasar terminal. Penumpang yang akan berangkat dalam waktu satu jam kami prioritaskan naik ke atas,” kata Erik.

Namun, keterbatasan fasilitas pelabuhan, terutama ponton dermaga, turut menyulitkan operasional saat terjadi penambahan kapal.

“Ketersediaan ponton masih jadi kendala. Hal ini menyulitkan saat kapal tambahan harus sandar bersamaan,” tandasnya.