Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan kritik tajam terhadap Rusia dalam pidatonya, Selasa, 23 September 2025. Ia menyebut militer Rusia sebagai “macan kertas” dan menegaskan Ukraina berpotensi merebut kembali seluruh wilayahnya jika mendapat dukungan penuh.
Pernyataan itu muncul setelah pertemuan puncak Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska yang dinilai menghasilkan sedikit kemajuan. Menurut Gedung Putih, retorika keras tersebut bukan perubahan kebijakan, melainkan bagian dari strategi negosiasi.
“Ini adalah taktik untuk menekan Kremlin,” kata seorang pejabat senior Gedung Putih, menegaskan bahwa frustrasi Trump diarahkan untuk membuka ruang kompromi baru dengan Moskow.
Trump juga mendorong negara-negara Eropa agar menindak tegas pelanggaran udara oleh pesawat Rusia, termasuk opsi menembaknya. Sikap ini dianggap sebagai upaya memperkuat posisi NATO sekaligus menekan Rusia di medan diplomasi dan militer.
Meski demikian, pengamat menilai pergeseran retorika Trump dapat memicu ketidakpastian. Risiko eskalasi militer semakin besar jika retorika keras itu tidak diimbangi langkah nyata yang konsisten.