SERANTAUMEDIA - Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung dengan blok ekonomi berkembang BRICS awalnya mendapat tentangan di dalam negeri.
Dijelaskan Sugiono, para kritikus berpendapat bahwa keputusan Indonesia bergabung di BRICS dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri negara yang "bebas dan aktif".
Meski dikritik, pemerintah terus maju dan mengamankan keanggotaan penuh Indonesia di BRICS hanya dalam waktu tiga bulan, kata Sugiono saat jumpa pers di Jakarta pada hari Jumat, 10 Januari 2025.
"Indonesia dianggap sebagai negara penting dan diberi jalur cepat untuk menjadi anggota. Awalnya, banyak yang mempertanyakan keputusan kami untuk bergabung dengan BRICS, karena dianggap bertentangan dengan kebijakan bebas dan aktif kami," kata Sugiono.
Sugiono berpendapat bahwa kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif memungkinkan negara tersebut untuk menjalin hubungan dengan negara atau aliansi mana pun sambil tetap menjaga independensi dalam mengejar kepentingan nasionalnya.
Prinsip tersebut memberikan Indonesia keleluasaan untuk berteman dengan negara mana pun atau bergabung dengan aliansi mana pun tanpa pengaruh eksternal, selama sejalan dengan kepentingan nasional.
Ketika Presiden Prabowo Subianto baru menjabat tiga bulan lalu, diskusi tentang bergabung dengan BRICS telah berlangsung jauh sebelum pemerintahannya, kata Sugiono.
“Tugas pertama saya sebagai menteri adalah mewakili Presiden Prabowo di KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada 24 Oktober 2024. Awal bulan ini, aksesi Indonesia ke BRICS disetujui setelah anggota lain dengan suara bulat menyetujui untuk menerima kami sebagai anggota penuh,” katanya.
Aliansi BRICS, yang awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, telah berkembang hingga mencakup negara-negara lain, seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan sekarang india.
Sementara itu, negara-negara lain, termasuk Turki, Azerbaijan, dan Malaysia, telah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan BRICS, yang menggarisbawahi semakin besarnya pengaruh blok tersebut dalam dinamika ekonomi dan politik global. *** (dmh)