TANJUNGPINANG, SERANTAU MEDIA - Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Tanjungpinang menunjukkan perkembangan positif. Hingga Agustus 2025, tercatat 71 bank sampah telah terbentuk di berbagai kelurahan.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, Anna Primadona mengatakan, sebagian besar bank sampah ini merupakan inisiatif dari kesadaran dan partisipasi Masyarakat.
"Sekarang sudah lebih mudah. Pengurusan Surat Keputusan (SK) bank sampah bisa langsung lewat kelurahan," ujar Anna, Senin (4/8/2025).
Untuk menguatkan koordinasi, pemerintah membentuk Komunitas Bank Sampah Kota Tanjungpinang. Komunitas ini berfungsi sebagai wadah komunikasi dan kolaborasi bagi para pengelola.
Selain itu, forum ini juga mengatur distribusi sampah dan menghindari persaingan harga yang tidak sehat antar pengepul. "Ada 34 pengepul yang selama ini kami koordinasikan. Kita atur pengepul berdasarkan wilayah," jelasnya.
Anna menekankan bahwa fungsi utama bank sampah adalah sebagai sarana edukasi masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri. Melalui konsep reduce, reuse, recycle (3R), masyarakat diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah dari sumbernya.
"Pada intinya bank sampah itu sarana edukasi bagaimana cara mengolah sampahnya yaitu dengan dikumpulkan, dikurangi, didaur ulang," tuturnya.
Meskipun beroperasi tanpa subsidi pemerintah, sejumlah bank sampah berhasil bertahan dan memberikan manfaat ekonomi, seperti Bank Sampah Berkah di wilayah Sei Jang.
Anna berharap seluruh bank sampah di Tanjungpinang terus aktif berinovasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha, sekolah, dan perguruan tinggi. (rri/red)