• Thu, Nov 2024

Tak Cukup Dibiarkan Hidup Kelaparan, Ratusan Anak di Lebanon Meregang Nyawa Akibat Pemboman Israel

Tak Cukup Dibiarkan Hidup Kelaparan, Ratusan Anak di Lebanon Meregang Nyawa Akibat Pemboman Israel

Tiga anak terbunuh setiap hari di Lebanon selama dua bulan terakhir, UNICEF melaporkan, saat lembaga itu mendesak tindakan untuk menghentikan kekerasan.


SERANTAUMEDIA - Lebih dari 200 anak telah terbunuh di Lebanon, sejak Israel melancarkan serangan militer yang difokuskan pada negara tetangganya tersebut sejak dua bulan lalu.

Seperti dilansir dari UNICEF, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani anak-anak, rata-rata tiga anak tewas setiap hari di Lebanon saat Israel mengintensifkan pengebomannya di seluruh Lebanon. 

"Meskipun lebih dari 200 anak terbunuh di Lebanon dalam waktu kurang dari dua bulan, sebuah pola yang membingungkan telah muncul. Kematian mereka disambut dengan kelambanan dari pihak yang mampu menghentikan kekerasan ini," kata juru bicara UNICEF James Elder kepada wartawan.

UNICEF memperingatkan bahwa keadaan Lebanon bisa sama seperti di Gaza.

Namun meskipun ada jumlah korban yang cukup mengerikan di kalangan anak-anak di Lebanon, pihak yang memiliki pengaruh besar dalam menyelesaikan perang Israel vs Lebanon, gagal memberikan tanggapan yang berarti.

“Bagi anak-anak Lebanon, serangan Israel kini telah menjadi normalisasi kengerian yang tak terlihat,” tambahnya.

Elder mencantumkan ada enam serangan yang terjadi di seluruh Lebanon.

“Dalam 10 hari terakhir, banyak anak-anak terbunuh saat tengah bersama keluarga mereka,” lanjutnya.

Pejabat PBB tersebut mencatat kemiripan yang mengerikan antara apa yang terjadi pada anak-anak di Lebanon dengan apa yang terjadi pada anak-anak di Gaza.

Setidaknya sebanyak 17.400 anak telah terbunuh di Gaza, pasca digempur oleh serangan udara Israel selama lebih dari setahun.

Menurut salah seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Palestina, "Di Lebanon, sama seperti yang terjadi di Gaza, hal yang tidak dapat ditoleransi diam-diam berubah menjadi hal yang dapat diterima. Dan hal yang mengerikan berubah menjadi hal yang diharapkan," kata pejabat tersebut.

Seperti di Jalur Gaza yang terkepung, ratusan ribu anak-anak di Lebanon sekarang kehilangan tempat tinggal; sekolah-sekolah tetap ditutup karena serangan yang meluas; tanda-tanda gejolak emosional terlihat jelas dan belum ada tanggapan berarti yang dilakukan, kata Elder.

Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, 231 anak-anak termasuk di antara 3.452 orang yang tewas sejak dimulainya perang. Dari 14.664 orang yang terluka, 1.330 di antaranya adalah anak-anak.

Israel telah bertukar serangan di perbatasan utaranya dengan kelompok bersenjata Hizbullah, yang mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober tahun lalu sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok Hamas yang terkait Iran.

Serangan Hamas terhadap Israel, yang menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyaksikan sekitar 250 tawanan ditawan, diikuti oleh serangan gencar Israel terhadap Gaza, yang kini telah menewaskan hampir 44.000 warga Palestina di Gaza.

Namun, Israel memperbarui intensitas ofensifnya di Lebanon pada akhir September, setelah memperluas tujuan perangnya hingga mencakup penghancuran infrastruktur Hizbullah dan pemulangan 60.000 warga Israel ke rumah mereka di utara.

Pihak berwenang Israel mengatakan tujuannya adalah untuk membubarkan Hizbullah, namun penembakan yang dilakukan tentara telah menewaskan ribuan warga sipil dan sedikitnya 200 petugas kesehatan. Hizbullah juga terus menembakkan roket yang menyerang lebih dalam ke wilayah Israel, termasuk Tel Aviv. ***

 

Penulis : EVITA