SERANTAUMEDIA - Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari akibat letusan Gunung Ibu, terhitung mulai hari Rabu, 15 Januari 2025.
Keputusan ini diambil Bupati James Uang setelah status Gunung Ibu dinaikkan menjadi "Waspada", yang mengindikasikan potensi letusan lebih besar.
Sebagai tindak lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya segera melakukan evakuasi terhadap ribuan warga di enam desa yang masuk dalam zona merah erupsi.
Kepala BPBD Halmahera Barat Irfan menjelaskan, evakuasi sejauh ini baru dilakukan di satu desa, yakni Desa Sangaji Nyeku yang melibatkan 60 Kepala Keluarga (KK) dengan rincian 46 anak-anak, 11 balita, dan 21 lansia.
“Kami menggunakan dua truk untuk melakukan evakuasi. Sasaran kami adalah enam desa, dan tujuan pertama kami adalah Sangaji Nyeku. Prioritas kami adalah lansia, ibu hamil, anak-anak, dan balita,” kata Irfan.
Para pengungsi ditampung di gereja-gereja dan kantor-kantor desa di Desa Tongute Sungi, Kecamatan Ibu Tengah. Proses evakuasi akan dilanjutkan ke lima desa lainnya yang belum terjangkau karena kondisi malam hari.
“Kami sedang menilai situasinya, dan jika memungkinkan, kami akan melanjutkan ke lima desa lainnya,” tambahnya.
Gunung Ibu, salah satu dari lima gunung berapi aktif di Provinsi Maluku Utara, terletak di Kabupaten Ibu Utara.
Letaknya di sebelah barat laut Pulau Halmahera dan tergolong stratovolcano -- gunung berapi berbentuk kerucut atau komposit. *** (dmh)