• Wed, Sep 2025

KPU Bintan Temukan Data Pemilih Yang Dinyatakan Sudah Meninggal Ternyata Masih Hidup

KPU Bintan Temukan Data Pemilih Yang Dinyatakan Sudah Meninggal Ternyata Masih Hidup


BINTAN, SERANTAU MEDIA - Empat warga Bintan yang sebelumnya tercatat telah meninggal dunia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan BPJS, ternyata masih hidup.

Fakta mengejutkan ini terungkap saat kegiatan pencocokan dan penelitian terbatas (coktas) pemilih di Kabupaten Bintan oleh petugas KPU Bintan. 

Kegiatan coktas ini merupakan bagian dari proses Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) tahun 2025 yang dilakukan dengan metode sampling di lima kecamatan, yakni Bintan Timur, Gunung Kijang, Toapaya, Teluk Bintan, dan Teluk Sebong. Fokus utama coktas adalah memverifikasi data pemilih yang dinyatakan meninggal dunia dalam basis data beberapa instansi.

Sampel diambil dari Data Hasil Sinkronisasi (DHS), yang merupakan hasil penyandingan antara Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 dengan data dari Kemendagri, BPS, dan BPJS. Verifikasi dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi rumah pemilih, keluarga, dan ketua RT setempat.

Di hari pertama pelaksanaan, petugas menyisir beberapa titik di Kecamatan Bintan Timur dan Gunung Kijang. Data dari Kemendagri seluruhnya terkonfirmasi valid—pemilih memang telah meninggal dunia. Namun, saat mencocokkan dengan data BPS dan BPJS, ditemukan empat kasus pemilih yang sebenarnya masih hidup.

Salah satu kasus terjadi di Jalan Galang Batang, Gunung Kijang, di mana seorang pemilih yang dinyatakan meninggal ternyata masih beraktivitas. Bahkan, petugas berhasil bertemu langsung dengan orang tersebut, memotret identitas dan mendokumentasikan keberadaannya.

Komisioner KPU Bintan, A. Fauzi, menjelaskan bahwa coktas ini bertujuan memastikan keakuratan data pemilih, Terutama dalam kategori meninggal dunia, pindah domisili, atau perubahan status. Hasil awal menunjukkan bahwa data dari Kemendagri sejauh ini lebih akurat dibandingkan BPS dan BPJS.

"Ini penting agar daftar pemilih tidak tercampur dengan data yang tidak valid,” kata A. Fauzi Selasa (9/9/2025). 

Hal serupa juga terjadi di Kelurahan Kawal. Dari tiga titik yang dicek, satu pemilih ditemui langsung, sementara dua lainnya tidak berada di rumah. Namun keterangan ketua RT menyatakan mereka masih hidup dan sedang bekerja di luar daerah.

Coktas akan berlanjut ke Kecamatan Teluk Sebong, Teluk Bintan, dan Toapaya pada hari ini. Setiap kecamatan akan diambil beberapa sampel dengan metode yang sama.

“Kami harap tidak ada lagi temuan serupa. Keakuratan data pemilih sangat penting untuk menjamin kualitas demokrasi,” katanya, mengakhiri.***