• Wed, Feb 2025

Raup Penjualan Rp56 Triliun di Indonesia, Apple Tetap Ogah Bikin Pabrik Komponen Ponsel

Raup Penjualan Rp56 Triliun di Indonesia, Apple Tetap Ogah Bikin Pabrik Komponen Ponsel

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, Apple meraup penjualan Rp56 triliun di Indonesia selama 2023-2024.


SERANTAUMEDIA - Selama 2023-2024, Apple meraup penjualan Rp56 triliun di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Namun, meski meraup angka penjualan yang terbilang fantastis, produsen iPhone itu belum mau membangun pabrik di Indonesia demi memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Dikatakan Agus, hingga saat ini, Apple belum mendapat izin untuk menjual iPhone 16 di Tanah Air.

"Sales yang dibukukan Apple sedemikian besar, 2023-2024 Rp56 triliun," ucap Agus dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Besarnya keuntungan Apple menjadi salah satu dasar pemerintah mendorong komitmen investasi raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) tersebut.

Agus mengatakan, pemerintah telah mengajukan counter proposal kepada Apple untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

"Angka tersebut yang memang kuat dasarnya sebagai counter proposal yang sudah kami sampaikan kepada Apple kemarin," katanya. 

Politisi Golkar itu juga mengungkapkan Apple tak memberikan alasan detail mengapa perusahaan belum mau membangun pabrik ponsel di Indonesia.

Apple hanya menegaskan bahwa perusahaan tak pernah berinvestasi dengan membangun pabrik untuk produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT).

"Mereka [Apple] selalu mengatakan bahwa mereka tidak pernah investasi dengan membangun HKT di negara lain. Mereka mengatakan pada kami seperti itu," ucap Agus dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Namn Agus mengaku selalu mendorong Apple untuk membangun pabrik yang memproduksi HKT di Indonesia.

Namun alih-alih membangun pabrik HKT, Apple malah akan berinvestasi membangun pabrik AirTag di Batam senilai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun.

Apple berharap pabrik tersebut dapat memproduksi 65% dari kebutuhan global AirTag—produk dari Apple untuk melacak keberadaan barang seperti kunci maupun dompet.

Kendati demikian, Agus menegaskan pembangunan pabrik AirTag tak serta merta membuat pemerintah memberikan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) agar Apple bisa menjual produk di RI, khususnya iPhone 16.

Menurut Agus, AirTag merupakan aksesoris. Dia menegaskan benda tersebut bukan komponen dari produk HKT. ***  (dmh)