• Fri, Aug 2025

Pencapaian Sejarah: Bulog Serap 2 Juta Ton Beras Lokal, Stok Nasional Terus Melonjak

Pencapaian Sejarah: Bulog Serap 2 Juta Ton Beras Lokal, Stok Nasional Terus Melonjak

Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini tercatat sudah mencapai 3,6 juta ton dan terus bertambah seiring dengan tingginya produksi beras nasional.


JAKARTA | SERANTAUMEDIA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengumumkan bahwa Kementerian Pertanian tengah mempercepat pembangunan 25 ribu gudang improvisasi untuk menampung serapan beras dari Perum Bulog.

Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini tercatat sudah mencapai 3,6 juta ton dan terus bertambah seiring dengan tingginya produksi beras nasional.

Amran menjelaskan, meskipun produksi beras nasional melimpah, namun hal ini juga menimbulkan tantangan terkait kapasitas gudang yang hampir penuh.

Untuk mengatasi hal ini, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan untuk pembangunan gudang darurat yang bisa bertahan antara 5 hingga 10 tahun, serta persiapan pembangunan gudang permanen di setiap desa di seluruh Indonesia.

"Kami pastikan Bulog terus menyerap beras hingga kapasitas maksimal. Bahkan, kapasitas gudang telah diperbesar sebanyak 1,1 juta ton dan saat ini sedang dibangun 25 ribu gudang improvisasi," ungkap Amran.

Perum Bulog, hingga 10 Mei 2025, telah berhasil menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal, angka yang merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penyerapan beras oleh Bulog dalam periode Januari-Mei sejak lembaga ini berdiri 58 tahun lalu.

Amran menyebut capaian ini sebagai sebuah tonggak bersejarah dalam perjalanan penyerapan beras nasional.

"Capaian ini sangat menggembirakan. Biasanya, penyerapan beras sebesar ini hanya tercapai dalam setahun penuh, namun kali ini kami berhasil mencapainya hanya dalam waktu kurang dari lima bulan. Ini adalah lompatan eksponensial," tambahnya.

Amran menegaskan bahwa angka serapan beras yang luar biasa ini sepenuhnya berasal dari hasil panen petani lokal, tanpa ada impor beras medium sejak awal tahun.

"Ini murni hasil produksi dalam negeri. Keberhasilan ini berkat kerja keras petani dan kebijakan yang tepat sasaran dari pemerintah," katanya.

Pada April 2025, Perum Bulog mencatatkan angka serapan tertinggi dalam sejarah bulanan, yakni 1,06 juta ton.

Keberhasilan ini tak terlepas dari strategi penyerapan agresif yang dilakukan oleh Bulog, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Jemput Gabah yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian, Babinsa, serta kelompok tani dan Gapoktan.

Dalam rangka mendukung para petani, pemerintah juga menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500/kg, yang meningkat dari HPP sebelumnya yang hanya Rp 6.000/kg pada 2024.

Amran menjelaskan, penetapan harga ini bertujuan untuk memberikan nilai yang wajar bagi petani, meningkatkan pendapatan mereka, dan mendorong produksi beras yang lebih tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa produksi beras nasional akan mencapai 18,76 juta ton hingga Juni 2025.

Sementara itu, laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) memprediksi produksi beras Indonesia pada tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN.

Amran pun optimistis, dengan serapan lebih dari 2 juta ton, stok beras nasional dapat menembus 4 juta ton pada akhir Mei 2025.

"Ini adalah angka yang belum pernah tercatat sebelumnya. Ini adalah kemenangan bagi petani Indonesia," pungkasnya dilansir detik.com.