BATAM | SERANTAUMEDIA - Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kota Batam, Kepulauan Riau, mencatat kemajuan signifikan dalam mendukung perkembangan 1.800 pelaku usaha di daerah ini.
Mayoritas, sekitar 80 persen, bergerak di sektor kuliner yang mencakup beragam produk seperti keripik, jajanan manis, minuman, kue basah, katering, dan masakan olahan.
Konsultan PLUT Batam, Nurul Qamariah Adijaya, mengungkapkan banyak dari produk kuliner binaan PLUT sudah menembus pasar retail modern hingga pasar ekspor.
“Kuliner dan kerajinan tangan mendominasi. Dari sektor kuliner, sudah ada produk yang masuk ke retail seperti Hypermart, Alfamart, Indomaret, hingga SNL Food. Beberapa produk bahkan telah kami ekspor melalui kerja sama dengan Dinas Koperasi ke pasar halal di Johor Bahru, Malaysia,” ujarnya.
Nurul menjelaskan bahwa PLUT Batam tidak hanya membina pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas produk, tetapi juga membantu mereka memenuhi persyaratan administrasi seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Tahun 2024, sekitar 500 NIB sudah terbit. Tahun ini, kami menargetkan 700 NIB agar semakin banyak UMKM yang dapat memperluas jangkauan pasar mereka,” tambahnya.
Menurut Nurul, NIB merupakan langkah awal yang wajib dimiliki pelaku usaha untuk mempermudah akses ke pasar lokal maupun global.
“NIB adalah identitas utama yang membantu pelaku usaha memperluas jaringan. Dengan NIB, potensi mereka untuk menembus pasar global semakin besar, termasuk meningkatkan omzet secara signifikan,” jelasnya.
PLUT Batam juga aktif mengadakan program-program pendukung seperti “PLUT Menyapa”, yang dirancang untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan memberikan pendampingan langsung di lapangan.
Seiring upaya ekspansi, PLUT Batam mencatat tujuh merek UMKM kuliner keripik telah berhasil masuk ke pasar retail modern.
“Ini menjadi pencapaian besar. Kami optimistis produk lain juga akan mengikuti jejak ini, terutama melalui kolaborasi dengan mitra-mitra strategis,” kata Nurul.
Salah satu pelaku usaha binaan PLUT, Dini Susanti, mengaku terbantu dengan pendampingan ini.
“Dari segi pemasaran hingga pengurusan NIB, semuanya dibimbing. Produk saya sekarang sudah masuk ke retail besar di Batam, bahkan saya sedang mencoba peluang ekspor,” ujarnya.
Dengan target ambisius di tahun 2025, PLUT Batam terus memperkuat perannya sebagai fasilitator bagi UMKM.
Program-program unggulan seperti pelatihan, pemasaran digital, hingga pendampingan ekspor menjadi langkah konkret untuk mendorong UMKM lokal bersaing di tingkat global.
“Kami ingin pelaku usaha di Batam tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga menjadi bagian dari rantai pasok global. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, kami percaya target ini dapat tercapai,” pungkas Nurul.