BATAM | SERANTAUMEDIA - Nelayan dan masyarakat pesisir di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), kini harus lebih waspada menyusul laporan buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan.
Imbauan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perikanan Kota Batam, Yudi Admajianto, setelah buaya terlihat di sekitar Pulau Geranting, Kelurahan Pulau Terung, yang cukup jauh dari lokasi penangkaran awal.
“Imbauan ini kami sampaikan agar nelayan lebih berhati-hati dan waspada. Tadi pagi kami mendapat informasi dari warga bahwa buaya sudah ditemukan di sekitar Pulau Geranting. Lokasinya cukup jauh dari Pulau Bulan,” ujarnya, Rabu (15/1).
Menurut Yudi, salah satu dari tiga buaya yang terlihat di perairan Pulau Geranting telah berhasil ditangkap oleh warga setempat.
Kendati demikian, pihaknya terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika melihat keberadaan buaya lain di sekitar kawasan tersebut.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan keselamatan warga, terutama nelayan yang beraktivitas di laut,” tambah Yudi.
Sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah membentuk tim gabungan yang melibatkan Polsek Bulang dan TNI untuk mengevakuasi buaya yang lepas.
Kepala Seksi Wilayah II Batam BBKSDA Riau, Tommy Steven Sinambela, menyebutkan bahwa lima ekor buaya dilaporkan lepas dari penangkaran akibat banjir yang melanda kawasan tersebut.
“Kami sudah membentuk tim gabungan untuk patroli sejak Senin (13/1). Bersyukur, sejauh ini tiga ekor buaya berhasil kami evakuasi dari lima ekor yang dilaporkan lepas,” kata Tommy.
Hingga saat ini, tim gabungan masih terus berupaya menemukan dua ekor buaya yang belum dievakuasi. Patroli dilakukan intensif di area perairan sekitar Pulau Bulan dan Pulau Geranting.
Dinas Perikanan Batam mengimbau agar nelayan di wilayah Pulau Geranting dan sekitarnya tetap berhati-hati saat melaut.
“Utamakan keselamatan. Jika melihat keberadaan buaya, segera laporkan ke pihak berwenang agar bisa ditangani dengan cepat,” tegas Yudi.
Kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya pengelolaan penangkaran satwa liar yang lebih aman, terutama di wilayah yang rawan terkena bencana alam seperti banjir.