JENEWA, SERANTAU MEDIA - Meskipun gencatan senjata antara Hamas dan Israel masih berlangsung, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (23/10/2025) memperingatkan bahwa kelaparan dan penderitaan di Gaza masih parah.
Menurut WHO, tingkat bantuan belum membaik dan memberikan bantuan medis masih terlalu terbatas untuk memenuhi kebutuhan.
"Gencatan senjata yang diumumkan dua minggu lalu masih rapuh dan telah dilanggar, tetapi tetap berlaku, yang merupakan kabar baik bagi semua orang," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers di Jenewa, seperti dilansir Republika.
Namun, menurutnya, krisis ini masih jauh dari selesai, dan kebutuhannya sangat besar. Ia menekankan bahwa meskipun bantuan telah meningkat sejak gencatan senjata tetapi masih "hanya sebagian kecil" dari kebutuhan sebenarnya.
Ia menambahkan bahwa kelaparan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Sementara itu, banyak truk yang masuk ke Gaza saat ini adalah truk komersial, yang tidak membantu, karena orang-orang tidak mampu membeli.
Terkait pemberitahuan medis, kepala WHO diberitahu bahwa evakuasi medis seminggu sekali tidak cukup, begitu pula dengan satu atau dua rute yang tersedia untuk operasi semacam itu.
Ia mendesak Israel untuk mengizinkan pasien bepergian ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, untuk segera menerima perawatan. “Bagi sebagian orang, tertunda berarti kematian, karena 700 orang telah meninggal di dunia saat menunggu,” katanya.
Namun, ia menekankan bahwa 15.000 pasien, termasuk 4.000 anak-anak, memerlukan perawatan di luar Gaza, dan mendesak negara-negara lain untuk menerima lebih banyak pasien.
Ia mendesak pembukaan semua penyeberangan, termasuk Rafah, yang seharusnya dibuka minggu lalu, dan menambahkan bahwa "sejumlah besar bantuan telah terkumpul di Al-Arish, Mesir yang siap memasuki Gaza segera setelah penyeberangan dibuka."
Menurut Tedros, rencana gencatan senjata 60 hari WHO membutuhkan $45 juta (sekitar Rp 748,1 miliar) untuk mempertahankan layanan penyelamatan jiwa, memperkuat pengawasan penyakit, dan mengoordinasikan mitra. Namun, ia memperingatkan bahwa membangun kembali sistem kesehatan Gaza "akan menelan biaya setidaknya $7 miliar (sekitar Rp 116,38 triliun)."
Lebih dari 170.000 orang terluka, termasuk 5.000 orang yang diamputasi dan 3.600 orang dengan luka bakar parah, sementara sekitar satu juta orang membutuhkan perawatan kesehatan mental, katanya.***
Krisis pangan masih jauh dari selesai, dan kebutuhannya sangat besar. (Foto: UN News)
-
WHO Ungkap Kelaparan dan Penderitaan Masih Parah Terjadi di Gaza
24 Oct, 2025 10 views -
Gubernur Kepri Dampingi Menteri Dukbangga Tinjau Pelayanan KB Gratis di Tanjungpinang
24 Oct, 2025 10 views -
Your experience on this site will be improved by allowing cookies
Cookie Policy