PEKANBARU, SERANTAUMEDIA.ID - Dinas Pariwisata Bali meyakinkan wisatawan bahwa Bali tetap menjadi destinasi yang aman, meskipun ada laporan baru-baru ini tentang meningkatnya kasus demam berdarah di kalangan wisatawan Australia.
Menurut kantor tersebut, puncak wabah telah berlalu pada bulan April, dan kasus saat ini jauh lebih rendah.
"Bali aman. Puncaknya terjadi antara April hingga Mei, dan sekarang tidak sesering dulu. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Australia untuk menjelaskan bahwa Indonesia saat ini sedang beralih dari musim kemarau ke musim hujan," kata Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Bali, di Denpasar.
Dinas Pariwisata Bali juga menghimbau kepada operator pariwisata setempat untuk menginformasikan kepada wisatawan mancanegara tentang kondisi cuaca terkini, guna membantu mereka mengantisipasi penyakit demam berdarah.
"Pemerintah Bali menyadari situasi ini dan telah mengambil langkah proaktif untuk mencegah lonjakan kasus lagi. Kami terus berkomunikasi dengan mitra internasional kami untuk terus memberi informasi kepada mereka," kata Pemayun.
Ia mengatakan bahwa warga Australia sudah familier dengan kondisi pulau tersebut dan cenderung memahami fluktuasi musiman.
Bali merupakan destinasi populer bagi warga Australia, dan mereka secara konsisten menjadi kelompok wisatawan asing terbesar di pulau tersebut.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, lebih dari 141.000 wisatawan Australia mengunjungi Bali pada bulan Oktober 2024 saja.
Laporan awal tentang meningkatnya kasus demam berdarah di kalangan wisatawan Australia datang dari media News.com.au. Publikasi tersebut melaporkan lonjakan kasus di kalangan warga Australia yang kembali dari Bali, destinasi tropis tempat demam berdarah endemik.
Laporan tersebut mengutip lonjakan kasus di seluruh Australia, khususnya di Queensland, tempat 29 kasus demam berdarah tercatat dalam sebulan terakhir.
Departemen Kesehatan Australia telah memperingatkan para pelancong yang menuju Bali untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap nyamuk, yang dapat menularkan virus yang berpotensi mematikan.
Demam berdarah, yang sering disebut sebagai "demam patah tulang" karena gejalanya yang menyakitkan, tersebar luas di daerah tropis dan subtropis.
Meskipun situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa wisatawan, Dinas Pariwisata Bali tetap yakin akan daya tarik pulau ini dan kemampuannya untuk mengelola tantangan kesehatan tersebut. "Bali seperti rumah kedua bagi banyak warga Australia," kata Pemayun, menggarisbawahi hubungan yang erat antara pulau ini dan para pengunjungnya dari Australia. ***