PEKANBARU, SERANTAU MEDIA — Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat dan ramah lingkungan, mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Riau (UNRI) Gelombang 2 Tahun 2024 menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Green Home, Healthy Life" di Posyandu Bunga Cengkeh Setangkai Lebat. Acara ini berlangsung pada hari Jumat, 9 Mei 2025, pukul 14.30 WIB di Masjid Urwatul Wutqo, dan dihadiri oleh para ibu-ibu posyandu setempat.
Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa PPG Universitas Riau (UNRI) berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Pelaksana dan Dosen Pembimbing, Bapak Dede Permana, M.Pd., yang menyampaikan pesan penting mengenai urgensi edukasi dalam pengelolaan limbah rumah tangga secara bijak.
Dalam sambutannya, Dede menekankan, pengelolaan limbah bukan sekadar tanggung jawab pemerintah atau industri, melainkan dimulai dari skala terkecil, yaitu rumah tangga. Dikatakannya, pemanfaatan limbah rumah tangga secara kreatif dan berkelanjutan tidak hanya berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Sosialisasi ini mengangkat dua tema utama yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya ibu rumah tangga sebagai garda terdepan dalam pengelolaan kebutuhan rumah tangga. Tema pertama adalah pemanfaatan cangkang telur, salah satu limbah rumah tangga yang sering kali dianggap tidak berguna.
Dalam paparan yang disampaikan oleh mahasiswa PPG, dijelaskan bahwa cangkang telur sebenarnya kaya akan kalsium dan mineral lain yang bermanfaat, terutama jika diolah menjadi pupuk alami untuk tanaman. Para peserta diperlihatkan bagaimana cara sederhana untuk mengeringkan, menggiling, dan mencampur cangkang telur dengan bahan organik lain agar bisa menjadi pupuk yang efektif dan ramah lingkungan.
Praktik ini dinilai sangat mudah diterapkan di rumah dan berpotensi mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Tema kedua yang tidak kalah menarik adalah mengenai jamu tradisional sebagai alternatif pengobatan alami yang diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Indonesia.
Mahasiswa menjelaskan berbagai jenis tanaman obat yang mudah ditemukan di sekitar rumah, seperti kunyit, jahe, temulawak, dan daun sirih. Mereka juga membagikan informasi mengenai manfaat dari masing-masing bahan tersebut untuk menjaga daya tahan tubuh, mengatasi keluhan ringan, hingga menjaga kesehatan pencernaan.
Penyampaian materi ini dilengkapi dengan brosur informatif yang memuat resep-resep jamu sederhana yang bisa diracik sendiri di rumah. Hal ini membuat para peserta, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga, merasa sangat terbantu dan terinspirasi untuk mulai menerapkan kebiasaan hidup sehat berbasis kearifan lokal.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta menunjukkan respons yang sangat positif. Mereka tidak hanya mendengarkan dengan seksama, tetapi juga aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Diskusi yang hidup ini menunjukkan adanya kebutuhan nyata di masyarakat akan informasi yang aplikatif dan relevan dengan kondisi sehari-hari. Sosialisasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan kontekstual yang dibawa oleh mahasiswa PPG UNRI mampu menjembatani ilmu pengetahuan dan praktik nyata di masyarakat.
Pada akhir kegiatan, peserta mengungkapkan apresiasi dan harapan agar kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala dengan topik-topik lain yang menyentuh langsung kebutuhan rumah tangga dan lingkungan. Mahasiswa PPG UNRI menutup acara dengan ajakan untuk terus mengembangkan kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan dan kesehatan keluarga melalui langkah-langkah kecil yang dimulai dari rumah sendiri
Salah satu momen yang paling berkesan dalam kegiatan sosialisasi ini terjadi ketika mahasiswa PPG Universitas Riau membagikan tester jamu tradisional hasil olahan sendiri kepada para peserta. Momen tersebut tidak hanya menambah suasana keakraban, tetapi juga menjadi titik balik yang menggugah antusiasme peserta.
Jamu-jamu yang dibagikan merupakan hasil racikan dari bahan alami seperti jahe, kunyit, dan temulawak, yang sebelumnya telah diperkenalkan dalam sesi materi. Minuman tersebut disajikan dalam takaran kecil agar para peserta dapat mencicipi dan merasakan langsung manfaat serta kelezatan ramuan tradisional yang telah diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia.
Begitu peserta mencicipi jamu tersebut, respons positif pun langsung bermunculan. “Enak dan segar,” ujar salah satu ibu posyandu, yang langsung disambut anggukan setuju dan senyum dari ibu-ibu lainnya.
Beberapa di antara mereka bahkan bertanya tentang cara pembuatan dan penyimpanan jamu, menunjukkan ketertarikan yang besar untuk mencoba membuat sendiri di rumah.
Interaksi ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan edukatif yang disertai praktik langsung mampu menggugah minat dan partisipasi aktif masyarakat.
Kegiatan ini bukan sekadar menyampaikan teori, melainkan menghidupkan kembali praktik sehat yang telah lama menjadi bagian dari kearifan lokal.
Lebih dari sekadar memperkenalkan manfaat jamu dan cara pengolahan cangkang telur menjadi pupuk, kegiatan ini memberikan nilai tambah yang besar bagi para peserta. Mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga dorongan kuat untuk mulai mengubah pola pikir dan kebiasaan sehari-hari.
Edukasi tentang pengelolaan limbah rumah tangga menjadi lebih bermakna karena disampaikan dengan konteks yang dekat dengan kehidupan mereka sebagai ibu rumah tangga—sebagai pengelola utama lingkungan domestik yang memiliki peran besar dalam menjaga kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan keluarga.
Kegiatan sosialisasi ini juga menumbuhkan semangat kolektif untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam mengelola sampah rumah tangga. Limbah yang selama ini dianggap tidak berguna seperti cangkang telur ternyata bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat, sementara jamu tradisional yang kerap terlupakan kembali mendapatkan tempat sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang alami dan ekonomis.
Mahasiswa PPG UNRI pun berkomitmen untuk terus menjadi jembatan antara pengetahuan akademik dan kebutuhan nyata masyarakat, dengan menghadirkan solusi sederhana, kontekstual, dan berkelanjutan demi terwujudnya masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan peduli lingkungan.. (Enjelina Lestari)